Ombak dan Badai Perantauan
Penulis: Ucen Tidore
Hari ini mengisi waktu dengan berjalan-jalan untuk menikmati suasana di malam hari. Ketika berada diluar aku melihat banyak orang sedang santai sambil menikmati hidangan bersama keluarga, kerabat dan pasangannya. Melihat mereka yang begitu antusias merayakan malam minggu. Membuatku merasa bahwa ternyata hidup ini harus dinikmati agar kita bisa menjadi orang yang tidak mudah larut dalam kesedihan dan kesendirian yang mendalam. Karena hidup ini bersifat dinamis selalu berubah dari waktu ke waktu, sehingga suasana baru yang berada diluar itu mampu menghibur mata dan hati kita yang selama ini sepi. Mungkin karena selama ini ia terperangkap di dalam ruang kamar yang sempit.
Hidup di perantauan memang membutuhkan komitmen dan kerja keras agar kita bisa bertahan di tengah berbahagia macam problematika sosial yang ada. Mungkin banyak orang beranggapan bahwa menjadi anak perantauan itu mudah. Ternyata tidak? Karena jadi anak perantauan itu kita harus mampu menyesuaikan diri dari berbagai macam bentuk dinamika kehidupan yang ada. Entah itu baik maupun buruk, karena sudah menjadi konsekuensi. Terkadang hal-hal yang belum pernah kita lakukan dapat kita lakukan seperti memasak, mencuci dan menahan lapar karena belum dapat kiriman. Namun dengan tantangan seperti ini yang kemudian membuat kita menjadi lebih dewasa.
Di kota ini aku hidup dan mengembara. Ibaratkan kalau di laut itu kita sedang berlayar, otomatis kita selalu dihadapkan dengan ombak dan badai yang datang silih berganti. Perlu kita ketahui bahwa semua orang yang hidup di dunia ini mereka punya tujuan dan cita-cita untuk sukses di masa depan, hanya saja rintangan dan cobaan yang datang kadang bisa membuat kita lemah. Ketika kita berada di setuasi seperti ini, maka yang perlu kita lakukan adalah sabar dan terus berdoa. Karena senjata orang Muslim itu adalah Do'a dan selalu terbukalah untuk orang-orang terdekat, seperti sahabat dan keluarga karena mereka akan selalu ada untuk kita.
Semoga bermanfaat
Albirr
Manado 29 maret 2018
0 Response to "Ombak dan Badai Perantauan"
Post a Comment