Para Filsuf Merasionalisasi Tuhan "Bagian II"



Ketika menulis penulis hanya mengulas Filsuf-Filsuf yang bagi penulis pribadi perlu untuk teman-teman ketahui. Filsuf barat yang mengadakan tuhan adalah sebagai berikut

LANJUTAN

4. René Descartes (1596-1650)
adalah filosof berkebangsaan Prancis. Di samping ia dikenal sebagai filosof, ia juga adalah ilmuan dan matematikawan dan terkadang ia disebut sebagai bapak filsafat modern. Langkah awal yang digunakan oleh Descartes untuk mencapai keyakinan adalah kita harus melihat apakah kita dapat ragu pada segala hal atau tidak. Ragu terhadap memori ingatan, pada penentuan indera dan persepsi, terhadap eksistensi dunia dan terhadap wujud ragawi orang tersebut. Aku berpikir atau Aku ragu”, yakni apabila seorang meragukan segala sesuatu, ia tetap tidak akan pernah meragukan keberadaan dirinya sendiri.  Dia menganggap dirinya sebagai maujud yang tidak sempurna. Dengan demikian ia menerima bahwa wujud Tuhan merupakan wujud yang sempurna. Descartes berpandangan bahwa memikirkan satu wujud yang sempurna, hanya dapat bersumber dari satu wujud yang sempurna; thus Tuhan sebagai sumber wujud tersebut haruslah ada.

5. Gottfried Wilhelm Leibniz, juga Leibnitz, Baron Gottfried Wilhelm von (1646-1716)
Yang merupakan filosof, matematikawan dan negarawan Jerman ini dipandang sebagai salah satu dari supreme intellects abad ke-17. Ia menyuguhkan beberapa argumen filosofis tentang Tuhan. Warna filsafat Leibniz boleh disebut sebagai filsafat theocentric. Kalimat ini tentu saja tidak hanya menyiratkan makna bahwa Tuhan dalam filsafat Leibniz sangat signifikan. Namun juga bermakna, bahwa seluruh alam semesta memiliki satu sentral. Sentral ini memiliki spirit yang paling paripurna. Spirit atau ruh tersebut itu adalah Tuhan. Tuhan di mata Leibniz merupakan ruh keseluruhan untuk keseluruhan alam semesta. Keberadaan semesta bersumber dari titik sentral ini. Tetapi poin ini dengan sendirinya merupakan sebab bagi dirinya. Leibniz mengkonsepsikan Tuhan sebagai sentral alam. Dan konsepsi ini kurang-lebihnya ia adopsi dari Ramon Laul dan Spinoza. Dalam definisi ini, makhluk-makhluk Tuhan merupakan hasil dari sifat penciptaan, yang bersumber dari kekayaan Tuhan Sang Pencipta. Bahkan Leibniz tidak mengelak untuk berkata bahwa Tuhan itu adalah substansi dan makhluk itu adalah aksiden. Dia juga berkata:“Makrifat kepada Tuhan merupakan awal dari filsafat, dan realitas-realitas azali itu adalah sifat Tuhan. Sifat inilah yang membentuk tatanan hikmah yang benar. Makrifat atau hikmat merupakan satu cahaya esensial kalimat Allah yang perennial dan eternal.

6. Immanuel Kant (1724-1804)
Adalah salah seorang filosof besar Barat. Kant memberikan empat batasan metodelogi untuk membuktikan wujud Tuhan. Kendati ia mengajukan kritik terhadap argumen-argumen yang mengitsbat eksistensi Tuhan dalam ranah theoretical reason(akal teoritis), namun sepenuhnya percaya pada argumen-argumen moral (practical reason) dalam membuktikan wujud Tuhan. Kant dalam domain akal teoritis membagi argumen-argumen dalam membuktikan wujud Tuhan menjadi tiga bagian:1.       Argumen natural – teologikal atau teleologikal: Dalam argumen ini bertitik-tolak pada eksperimentasi tipikal dan tertentu dari fitrah khusus alam kendriya (inderawi) dan sesuai dengan hukum kausalitas dalam membuktikan wujud Tuhan. Atau dengan ungkapan lain, Tuhan dapat dipahami dan diketahui melalui sistemik dan tertatanya alam semesta bahwa Dia adalah Sebab Pertama.

Demikian inilah lanjuatan bagian ke II penuturan filsuf mengenai tuhan dalam prespektifnya tulisan ini bermaksud menangkal berbagai stigma yang memandang sebagian besar filsuf tak percaya pengendali alam semesta (Tuhan).

Bersambung

0 Response to "Para Filsuf Merasionalisasi Tuhan "Bagian II""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel