Darah Muda Darah Berapi-api
Penulis: Eka Dwi Putra
Ketakutan terhadap sesuatu yang telah terdoktrin dari usia dini, kini telah membuat seseorang takut untuk berpikir bebas. Kebebasan berpikir pun seakan akan memunculkan suatu kesalahan (Fallacy).
Pisau analisa pun dibatasi dalam setiap perkara. Sejarahpun akan terbungkam kebusukannya. Lihat betapa gembiranya sang pembuat kesalahan ketika pemikiran kita mentok dalam keterbatasan. Mereka sudah tidak lagi menghawatirkan dengan apa yang mereka khawatirkan.
Kita terlahir dari kemegahan jiwa yang berkorban dengan potensi pemberian tuhan. Di besarkan dalam dunia yang penuh kebobrokan dan rusak. Daripada itu sebenarnya Kita adalah para pemuda pelengkap kekurangan sejarah sebagai pembaharu, realita kini berkata kita lemah mengulang sejarah. Bahkan kesan tak bisa membentuk peradaban.
Dengan berbekal doktrinan hedonisme dan pragmatisme awal terhadap semua itu, seakan dunia tak berjalan sesuai. siklus alam terganggu, kematangan jiwapun ikut terhambat.
Kita dilahirkan dari berbagai penindasan, dan sampai sekarang pun akan tetap seperti itu selagi pemikiran kita masih dibatasi oleh diri kita sendiri
Maka tentu kita perlu keluar dan mencoba mendorong pintu penghalang ' Berpikir bebas' dan melihat dunia dengan kaca mata kritis dan bentuk sejarah peradaban kita sendiri.
Manado 23 Maret 2018
#SemogaBerkah
0 Response to "Darah Muda Darah Berapi-api"
Post a Comment