Telaah Kritis Pemikiran R. A. Kartini
Penulis: Reza Purnomo Putra
Tentulah banyak dari kita yang mengagumi terhadap R. A. Kartini. Hal tersebut dikarenakan perempuan yang satu ini memang miliki banyak sekali pandangan baru terhadap peran wanita pada masa kolonial.
Salah satu surat yangg di buat oleh Kartini adalah Habis Gelap Terbitlah Terang. Surat-suratnya yang ia tujukan kepada saudari dan sahabat-sahabatnya. Adapun isi dari surat-surat itu adalah tentang cita-citanya untuk memajukan kaum wanita dan harapan-harapan
Tepat pada 2 Mei 1964. R.A. Kartini dinobatkan menjadi pahlawan kemerdekaan karena perjuangannya yang dinilai mempengaruhi perjuangan bangsa pada saat itu. Secara pribadi penulis berbangga dan mengapresiasi apa yang diperjuangkan oleh wanita yang karyanya lahir dalam bilik pengasingan ini.
Raden Adjeng Kartini |
Sekarang, cerita tentang R. A Kartini tidak hanya menjadi catatan sejarah di buku pelajaran sekolah melainkan menjadi pradigma baru bagi pengamat sejarah hingga aktivis perempuan dunia khususnya perempuan indonesia.
Sekarang yang menjadi concern kita dalam bagaimana mengkonsumsi pandangan kritis Kartini seharusnya tak hanya di dikaji sebatas perannya terhadap emansipasi, karena lebih dari itu. Sehingga kita tak terhegemoni dalam satu sudut pandang perjuangannya saja.
Tentu sangatlah disayangkan sebab banyak dari kita yang terkadang membatasi diskusi-diskusi kita terhadap pemikirannya yang semesti harus ditelaah secara radikal. Terlebih sebagai manusia yang memiliki nalar kritis dan rasa ingin tahu yang tinggi, kemudian mencari dan mengkaji sesuatu yang baru dalam karya kritis seseorang.
Salah satu contoh pradigma kritis dari sudut pandang yang berbedah yang di tulis dalam buku
(TUHAN dan AGAMA dalam pergulatan batin Kartini) karya. Th Sumartana. "Agama harus menjaga kita daripada dosa, tetapi betapa banyaknya dosa diperbuat atas nama agama?"
Sebab Kartini memandang agama dalam sudut pandang yang manusiawi. Ia mengkritik agama tak semesti dijadikan alat untuk mengukung kebebasan.
Ataupun pandangan R.A. Kartini yang berbedah yang ditulis dalam buku (Panggil Aku Kartini Saja) Karya Pramoedya Ananta Toer. bukanlah sebuah kalimat rekaan Pak Pram, melainkan sebuah kalimat dari Kartini sendiri yang diambil dari penggalan suratnya kepada Estelle Zeehandelaar (sahabat penanya) pada tanggal 25 Mei 1899. Menurut Pram kalimat tersebut adalah sebuah bentuk penolakan Kartini terhadap feodalisme pribumi yang di waktu itu merupakan hal yang sangat lumrah.
Tentu masih banyak aspek lain yang dilontarkan dalam pandangan kritis salah satu perempuan hebat indonesia ini, secara pribadi penulis mengharap bagi kita pemuda-pemudi, pelajar dan mahasiswa sebagai anak bangsa Indonesia, untuk lebih bagaiman menalaah sejarah perjuangan R. A. Kartini secara kritis dan radikal demi memperbanyak kekayaan intelektual kita.
Selamat memperingati
Hari Kartini 21 April 2018
Palu 20 april 2018
0 Response to "Telaah Kritis Pemikiran R. A. Kartini"
Post a Comment