Boleh Aku Cemburu ?
Asri |
Penulis: L. D. Asriyawan
Boleh aku cemburu pada mereka ?
Semilir angin malam begitu terasa. Dinginnya membuatku enggan membuka mata, aku memilih bersembunyi dalam bilik selimut. Menenangkan hati yang sedang kalut dalam kegelisahan.
Ada apa ini? mulutku bungkam tak dapat berkata. Ada hati yang tiba tiba ingin memberontak, namun mataku terpejam, diam dalam amarah.
Bukankah aku tau bahwa hatiku tertaut pada makhluk yang Tuhan ciptakan itu?
Tapi aku bisa apa? Aku hanya melukis, terkadang yang terpenting itu bukanlah tujuannya tetapi perjalanannya, lewat sajak rima yang tak pernah ada titik akhirnya.
Tanpa harus berkata, rasa ini tak pernah memiliki arti yang berbeda numun kita sama dalam tujuan. Tapi sekarang aku ingin marah, melontarkan berbagai kata di hadapan mereka, entah karena apa, itu sangat menyayat ruang rung emosi, memusnahkan kelembutan hati setiap kali mengucap kalimat untuk kebaikan mereka.
Tuhan…boleh aku cemburu pada mereka? Ada satu hal yang tak pernah bisa aku ungkapkan walau pada titik prolog. Gurat wajahku tak lagi ingin tersenyum walau wajah teduh mereka terkadang muncul di hadapanku.
Aku ingin berbicara, tapi mulutku bungkam dalam tiap jengkal kata yang ingin ku katakan.
Tapi sekali lagi aku bertanya, siapa aku? Bolehkah aku menaruh rasa cemburu pada mereka yang membuat mataku tak bisa menoleh kearah yang lain.
Pantaskah aku mencemburui mereka?
Aku membuka mata, melepaskan selimut yang menjadi penghangat dalam dinginnya hembusan angin. Aku bersujud padamu Tuhan, aku memohon agar mereka kembali menenangkan hati kami, menghilangkan segala pikiran itu yang tak layak untuk di ucapkan.
Maafkan aku tuhan…aku tak ingin berbicara banyak untuk mereka, tapi aku begitu menyayangin mereka hingga air mataku ruah, merasakan betapa kejamnya penyakit bernama cemburu itu pada yang lainnya.
Dan sekarang aku merasa bodoh, menyakiti perasaan ku sendiri dengan semua kata semu itu, tapi aku tak akan pernah membiarkan mataku menjadi buta hanya karena sebuah rasa. Masih boleh aku mengambil langkah dalam harap yang tak pasti.
Mungkin aku sedang cemburu, namun aku bukan jatuh terpuruk tak berdaya. Aku hanya ingin melepas rasa pada titik pena yang mungkin membuatku lebih sederhana dalam mengartikan mereka.
Untukmu himpunanku terkadang aku masih merasa kurang dalam segala hal, tapi segala proses mangajar kan bahwa tujuan bukanlah arti sesungguhnya tetapi perjalanan yang mengatarkan kita pada hakekat perjuangan.
Bulan tak akan pernah meninggalkan gelap serupa itu daku pada himpunanku..
Jangan lupa ngopi, tapi jangan hidup anda sepahit kopi.
Selamat menunaikan ibadah puasa
Kendari 22 Mei 2018
0 Response to "Boleh Aku Cemburu ?"
Post a Comment