Para Filsuf Merasionalisasi Tuhan "Bagian I"
Penulis: D. F. Buton
Perihal yang paling sering menjadi obrolan dan perbincangan kita adalah perbincangan tentang Tuhan dengan brbagai pendekatan dan metodologi. Di setiap masa dan tempat, semenjak kaum awam hingga kaum pandai dalam masyarakat dari berbagai strata dengan ragam ekspresi, bertutur ihwal tentang Sang Pencipta.
Perbincangan ini tidak pernah sepi dan hening dari perbincangan kehidupan terlebih kaum muda yang lagi giat belajar. Fitrah yang bersemayam dalam lubuk hati manusia senantiasa terketuk dan berdenyut untuk membahas dan membincangkan argumen dalam membuktikan eksistensi Tuhan.
Pemikiran-pemikiran beradu dan berpadu dari para filsuf terkenal terdahulu dengan metodenya masing pernah mengemukan pendapat silih berganti dalam filsafat metafisika/teologis untuk mencari kebenaran dalam pandangan manusia. Sebagian terlebih filsuf ada yang mempercayai kekuatan yang hanya dimiliki hanya oleh tuhan dalam kehidupannya. Ada filsuf yang sebaliknya tapi kita akan membahas dihari berikut nanti. Hehe
Ketika menulis penulis hanya mengulas Filsuf-Filsuf yang bagi saya pribadi perlu untuk teman-teman ketahui.
Filsuf barat yang mengadakan tuhan adalah sebagai berikut
Filsuf yang pertma adalah tiga filsuf guru dan murid yang namanya begitu menjulang tinggi dalam kajian-kajian filsafat hingga masa kontemporer sebagai berikut
1. Socrates (380-450SM), filosof Yunani, yang secara mendalam mempengaruhi filsafat Barat lewat pengaruhnya terhadap Plato. Tuhan dalam pandangan Socrates sebagaimana manusia memiliki kekuatan berpikir. Artinya bahwa dlam tatanan semesta juga terdapat kekuatan sedemikian. Khususnya kita lihat bahwa alam semesta ini memiliki tatanan dan sistemik, dan bukan tanpa tatanan dan non-sistemik. Socrates menegaskan bahwa setiap perkara itu memiliki tujuan, dan dzat Tuhan adalah tujuan keberadaan alam semesta ini. Oleh karena itu, alam semesta ini pastilah tidak bersumber dari perkara aksidental semata dan sebuah benturan (big bang)
2. Plato (429-348 SM). Bagi Plato, kebenaran umum itu memang ada; namanya adalah ide. Idealisme metafisiknya, Tuhan adalah realitas yang tertinggi dan paling sempurna. Tuhan tidak mencipta sesuatu dari yang tidak ada, tetapi dari sesuatu yng disebut “Dzat Primordial” yang berisikan seluruh unsur asli alam.
3. Aristoteles (384-322 SM), filosof dan ilmuwan ternama Yunani. Dalam Metafisika-nya, Aristoteles berargumentasi dalam menetapkan keberadaan satu wujud Ilahiah, yang dijelaskan sebagai Prime Mover (penggerak agung), yang bertanggung jawab bagi kesatuan dan kebertujuan alam semesta. Tuhan merupakan sosok paripurna. Oleh karena itu, Dia merupakan aspirasi segala sesuatu di kosmos ini, lantaran segala sesuat berhasrat untuk berbagi kesempurnaan. Di alam kosmos ini terdapat penggerak, penggerak yang lain, penggerak, oenggerak cerdas dari planet-planet dan bintang-bintang ialah Penggerak Agung (The Prime ), atau Tuhan.
Demikian penuturan filsuf mengenai tuhan dalam prespektifnya tulisan ini bermaksud menangkal berbagai stigma yang memandang sebagian besar filsuf tak percaya pengendali alam semesta (Tuhan). Bersambung..
Manado 23 april 2018
0 Response to "Para Filsuf Merasionalisasi Tuhan "Bagian I""
Post a Comment