Para Filsuf Merasionalisasi Tuhan " Bagian IV"


Ketika menulis penulis hanya mengulas Filsuf-Filsuf yang bagi saya pribadi perlu untuk teman-teman ketahui. Filsuf barat yang mengadakan tuhan adalah sebagai berikut

10. Schleiermacher (1768-1834)

Schleiermacher adalah penganut Kant, namun baginya Allah lebih baik tidak ditelusuri dengan metafisika belaka, namun perlu dihayati kehadirannya, yaitu dengan kontemplasi. Baginya, Allah yang tidak bisa ditangkap indrawi tidak bisa juga dilacak dengan rasio murni.
Istilah yang dipakai oleh Schleiermacher untuk Allah adalah "Sang Universum". Jika Kant mengenal Allah sebagai pemberi hukum moral yang melampaui rasionya, Schleiermacher menganggap Allah yang dimaksud Kant tidak memadai dalam kehidupan manusia, sebab Allah hanya pemberi ganjaran kepada orang yang baik dan penghukum orang yang kurang baik. Sebab Allah, bagi Schleiermacher tidak mungkin memberi hukuman kekal kepada manusia lantaran ia tidak sempurna, hal ini dikarenakan bahwa manusia diciptakan Allah bukan agar ia sempurna, melainkan agar ia berikhtiar mencapai kesempurnaan itu.
Scleiermacher mendekati Allah bukan dari teori spekulatif, bukan dengan pendekatan moral-praktis, melainkan pendekatan intuitif-batin, dalam bahasanya melalui kontemplasi dan perasaan.
"Di sinilah agama merenungkan Sang Universum, di dalam caranya mengekspresikan diri dan tindakannya, agama ingin mendegarkan bisikan suara Sang Universum itu dengan khidmat,... Dalam kepasifan anak-anak, agama ingin ditangkap dan dipenuhi oleh daya pengaruhnya" Agama adalah Sang Universum sendiri. Sang Universum ditangkap dari alam dunia yang mamanifestasikannya.

Namun alam dunia bukanlah Sang Universum yang berdiri sendiri, namun tetap memanifestasikan alam.

Pembedaan ini melaui dua tahap;
1. Alam adalah wahyu Allah, dan ditangkap oleh sanubari manusia,
2. wahyu yang lebih tinggi dan lebih baik adalah manusia yang menurut Schleiermacher tidak terbagi-bagi dan tidak terbatas, namun bereksistensi.
Dalam aktivitas umat manusia itulah Allah menyatakan diri, alam diresapi oleh Yang Ilahi. Namun manusia bukanlah Allah sendiri. Maka tugas agama adalah mencari menemukan Allah yang ada di luar dirinya. Agama harus tinggal dengan pengalaman-pengalaman langsung untuk mencari Allah dan mencari keterhubungannya secara menyeluruh, bukan berfilosofi.

11. Alfred North Whitehead (1861-1947)

Alfred North Whitehead dijuluki sebagai bapak filsafat maupun teologi proses. Pemikirannya tergolong abstrak karena pengaruh bidang yang digelutinya, matematika dan pengetahuan empirisme mengenai alam yang didapatkannya dari fisika terapan. Dalam bukunya tentang Bagaimana Agama Terjadi (1926) dia menyatakan;

“"Dogma-dogma agama adalah upaya untuk memformulasikan secara presis kebenaran-kebenaran yang tersibak di dalam pengalaman religius umat manusia. Dengan cara yang sama dogma-dogma fisika(teori-teori, hukum, dan postulat) merupakan upaya untuk memformulasikan secara presis kebenaran-kebenaran yang tersingkap di dalam pencerapan inderawi umat manusia.


”Filsafat Proses Whitehead:

Filsafat prosesnya memakai dua pendekatan; 1. Prinsip proses, dan 2. Prinsip kreatifitas.

Dari prinsip ini maka proses dibedakan dalam dua:

1. Prinsip bagi proses yang bersifat mikrokopis (konkresi) adalah asas yang memungkinkan lahirnya wujud aktual baru dari aktual-aktual lama yang sudah penuh.
2. Prinsip bagi proses yang bersifat makrokopis (objektifikasi) yang memungkinkan sesuatu yang sudah penuh berubah dan menjadi datum lagi.

Prinsip kreatifitas itu disimpulkan secara logis berdasarkan analisisnya atas satua aktual sebagai wujud ciptaannya.

Proses kreatifitas dan pembaruan dari satuan aktual-aktual terus terjadi, salah satu partisipannya adalah Allah, namun Dia yang paling menonjol karena dia adalah yang awali dan yang akhiri.
1. Yang awali : Allah memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai dasar awali yangyk adanya tatanan dalam seluruh jagat raya dan sebagai dasar munculnya kebaruan dalam perwujudan suatu peristiwa aktual.
2. Yang akhiri: Allah sebagai penyerta yang tanggap dan menyelamatkan.

Jadi Tuhan (Allah) bagi Whitehead memiliki 3 peran yang disebut di atas, dengan begitu dia bisa mengendalikan setiap perubahan yang terjadi atas aktual-aktual lain dan mengakhirinya dengan baik.


Tak ada niatan melebihi niat education bagi setiap yang membaca, semoga apa hendak kita lakukan diridhoi dan mendapat berkah dari Tuhan yang maha kuasa. amiin  


Tamat




0 Response to "Para Filsuf Merasionalisasi Tuhan " Bagian IV""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel